Sahabat blogger kembali lagi emank akan menceritakan kisah hidupnya di blog emank sendiri untuk berbagi kisah. Sahabat blogger disini emank banyak bercerita tentang perjalanan. Emank selalu ingin berbagi cerita dengan sabahat blogger untuk menjadikan sebuah sejarah kehidupan dan menjadikan motivasi hidup untuk sahabat pengguna dan pembaca blogger. Cerita ini emank kasih judul “AKU MAU DI BAWA KEMANA”. Lucu yah sahabat blogger dari judulnya. Heheheheh Disini emank sedikit membumbuh-bumbuhi katanya yah sahabat….Selamat menghayati cerita sabahat blog… Part 3 “AKU MAU DI BAWA KEMANA”
Di sore hari emank bersama adik lagi main-main didepan rumah.suasana mendung. Saat mereka sedang asyik bermain tiba-tiba ada seorang ibu bersama anaknya menyapa mereka. Hay nak… Ternyata yang menyapa itu tante emank bersama anaknya, sebut aja namanya Tante Hartatia dan Rudi nama anaknya.
Di sore itu emank sangat gembira akan kedatangan tante hartatia dan anaknya, akhirnya masih ada keluarga yang mau perihatin sama emank. Kegembiraan emank sangat luar biasa apa lagi dilengkapi ole-ole dari tante. Tante hartatia pada waktu itu tinggal di Tonra kebetulang ada waktu luangnya beliau datang di rumah.
Emank sekeluarga saling berkomunikasi dan bercanda gurau melepas rindu. Pada malam itu terasa bahwa emank bersama mama n adiknya merasa ada yang merhatiiin. Karena sudah larut malam kami Emank dan sekeluarga pun tidur. Waktu terus berlalu menyambut datangnya hari esok. Matahari pagi yang cerah sudah menampakkan ke elokannya untuk menyinari bumi permai ini seakan memberikan suasanya yang sangat sejuk.
Di pagi hari itu Tante sudah bangun duluan Beliau sudah melaksanakan sholat subuh, semua isi rumah dibangunkan di pagi itu untuk beraktifitas. Kebiasaan Tante kalau udah pagi itu katanya harus bersihin badan alias mandi di pagi hari. Emank apa ada sabun nak tante mau mandi ???? itu kata-kata keluar dari mulut tante. Lalu emank menjawab. Ngga ada tante habis. Dimana ada penjual disini nak ? Sambung tante lagi. Ooohh banyakji disini tante. Emank menjawab lagi. Kalau begitu kamu pergi beli sama Rudi nak. Tante menyuruh Emank dan Rudi. Iye tante. Jawab Emank. Emank pun dikasih uang ngga tau berapa jumlahnya karena dlu masih belum tau angka-angka uang.
Emank dan Rudi pun berjalan menuju penjual sambil bercanda dan bermain-main bersama di jalan maklum Emank dan Rudi baru ketemu. Selama perjalan sekali-kali Emank berbalik kebelakang, tapi pas Emank berbalik kebelakang dan melihat tante dan adekku ikut, menyusul juga mamanya Emank. Waktu itu belum terlalu mengerti apa semua yang terjadi karena masih di bawah umur belum tau mengartikan hidup itu bagaimana. Emank dan Rudi menikmati perjalanan menuju toko penjual sabun. Sewaktu Emank balik kebelakang kok tante ngga bersama ade lagi dia bersama mama paling belakang.
Nah yang paling membuat Emank gelisah kok tante ambil mobil dan naik di mobil itu kemudian jalan menuju ke Emank pada hal Emank waktu itu baru di depan toko tiba-tiba tante bilang. Nak naik saja dulu di mobil ini !!! Emank tak menjawab apa-apa, tapi pas mobil singgah lagi di depan rumahnya anak tante yang paling tua Jusni namanya baru Emank bertanya. Tante kita mau ke mana ? tante pun menjawab. Kita mau pergi cuci mobil nak. Kata Emank. Ooohhhh. Emank pada waktu itu tidak banyak bicara Cuma curiga, gelisah, pusing dan macem-macem dalam pikirannya. Mobil pun berangkat ntah kemana arah yang akan dituju, tapi kata tante mau pergi cuci mobi apa betul atau ngga. Di perjalanan kadang Emank tertidur dan kadang muntah-muntah kerena tidak tahan naik mobil juga, tapi kadang-kadang Emank menikmati perjalanan meilhat pemandangan di perjalanan.
Banyak keunikan dan keanehan yang Emank liat seperti Patung Mulut kuda yang pintar Adsan Emank terheran-heran waktu itu maklum masih kampungan sekali. Emank tidak tau waktu itu berapa jam perjalanan, tapi pastinya berjam-jam karena lama sekali di perjalanan yang arah mencuci mobilnya yang sangat jauh. Kadang-kadang dalam pikiran Emank timbul acak-acak kata-kata yang tak jelas karena mau mencuci mobil saja sangat jauh. Lama perjalanan mobil pun singgah di tengah keramaian(pasar kota Sinjai) yang waktu itu Emank tidak tau sama sekali apa namanya. Kami turun dari mobil itu dan menurunkan barang bawaan dari mobil. Emank tak banyak komentar Cuma ke galauan yang tak jelas arah mana yang sebenarnya kita mau tujuh karena barang-barang di turunkan di tambah mobil yang mau di cuci itu pergi. Aduh ada apa ini ???????. kata hati Emank. Tante pun berkeliling di tengah keramaian sambil mencari sesuatu yah mungkin tante mau belanja kali yah karena disana banyak juga penjual mungkin itumi di bilang pasar hehehe maklum Emank ngga tau waktu itu apa. Saat tante pulang dari keliling beliau membawa barang belanja menuju ke Emank. Takkala herannya lagi Emank ketika mau berangkat lagi yang tak tau arah dan tujuan Emank mau di bawa kemana sebenarnya apa lagi dengan mobil yang berbeda padahal mobil yang pertama mau dicuci. Aduh tambah pusing deh Emank waktu itu.
Dari pada pusing mendingan Emank diam melihat apa sebenarnya ini. Mobil yang di naiki selanjutnya itu berjalan menuju jalan raya meninggalkan keramaian, Emank tak tau mobil ini mau kemana yang jelas mobil tersebut tidak mengarah ke jalan yang semula kita lewati, tapi berlawanan seakan-akan melanjutkan perjalanan yang Emank tak tau. Apalah daya sudah seperti itu yang mesti terjadi. Emank terus diam di mobil ngga tau dia mau ngomong apa, tapi dia ngga peduli lagi mau cuci mobil kek atau apalah yang jelas berfikir positif aja karena mana mungkin Tantenya mau apa-apain Si Emank.
Perjalanan sudah cukup jauh banyak rumah-rumah, sawah dan gunung-gunung yang kita lewati akhirnya mobil tersebut singgah di suatu daerah yang Emank tak tau apa namanya. Tante, Rudi dan Emank pun turun dari mobil sambil mengangkat barang-barang kepunyaan dari mobil tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dan Emank terheran-heran melihat disekelilingnya kok banyak banget air ntah air apa itu maklum Emank kampungan banget. Tante ini apa ? Emank bertanya dan menunjuk ke arah yang banyak air. Itu empang nak. Kata tante. Lumayan jauh perjalanan Emank nie semua kejadian dari awal sudah dilupakan yang pada awalnya Cuma mau cuci mobil. Mereka melewati kayu yang terendam air(jembatan maksudnya), Emank ketakutan disitu maklum Emank baru lewati begituan…hehehe. Tante ini empangnya tante juga ? emank bertanya dan menunjuk kesungai yang dikirain empang juga pada waktu itu. Iye nak. Tante menjawab-jawab aja. Akhirnya Emank pun sampai bersama rombongan di sebuah rumah sederhana di pinggiran Empang. Emank pun melihat suaminya tante(om Pataning) disitulah emank merasa bahwa dia di ambil sama tantenya dan di bawa kerumah itu. Ternyata seperti itulah cara tante mengambil Emank.
Di sore itu emank sangat gembira akan kedatangan tante hartatia dan anaknya, akhirnya masih ada keluarga yang mau perihatin sama emank. Kegembiraan emank sangat luar biasa apa lagi dilengkapi ole-ole dari tante. Tante hartatia pada waktu itu tinggal di Tonra kebetulang ada waktu luangnya beliau datang di rumah.
Emank sekeluarga saling berkomunikasi dan bercanda gurau melepas rindu. Pada malam itu terasa bahwa emank bersama mama n adiknya merasa ada yang merhatiiin. Karena sudah larut malam kami Emank dan sekeluarga pun tidur. Waktu terus berlalu menyambut datangnya hari esok. Matahari pagi yang cerah sudah menampakkan ke elokannya untuk menyinari bumi permai ini seakan memberikan suasanya yang sangat sejuk.
Di pagi hari itu Tante sudah bangun duluan Beliau sudah melaksanakan sholat subuh, semua isi rumah dibangunkan di pagi itu untuk beraktifitas. Kebiasaan Tante kalau udah pagi itu katanya harus bersihin badan alias mandi di pagi hari. Emank apa ada sabun nak tante mau mandi ???? itu kata-kata keluar dari mulut tante. Lalu emank menjawab. Ngga ada tante habis. Dimana ada penjual disini nak ? Sambung tante lagi. Ooohh banyakji disini tante. Emank menjawab lagi. Kalau begitu kamu pergi beli sama Rudi nak. Tante menyuruh Emank dan Rudi. Iye tante. Jawab Emank. Emank pun dikasih uang ngga tau berapa jumlahnya karena dlu masih belum tau angka-angka uang.
Emank dan Rudi pun berjalan menuju penjual sambil bercanda dan bermain-main bersama di jalan maklum Emank dan Rudi baru ketemu. Selama perjalan sekali-kali Emank berbalik kebelakang, tapi pas Emank berbalik kebelakang dan melihat tante dan adekku ikut, menyusul juga mamanya Emank. Waktu itu belum terlalu mengerti apa semua yang terjadi karena masih di bawah umur belum tau mengartikan hidup itu bagaimana. Emank dan Rudi menikmati perjalanan menuju toko penjual sabun. Sewaktu Emank balik kebelakang kok tante ngga bersama ade lagi dia bersama mama paling belakang.
Nah yang paling membuat Emank gelisah kok tante ambil mobil dan naik di mobil itu kemudian jalan menuju ke Emank pada hal Emank waktu itu baru di depan toko tiba-tiba tante bilang. Nak naik saja dulu di mobil ini !!! Emank tak menjawab apa-apa, tapi pas mobil singgah lagi di depan rumahnya anak tante yang paling tua Jusni namanya baru Emank bertanya. Tante kita mau ke mana ? tante pun menjawab. Kita mau pergi cuci mobil nak. Kata Emank. Ooohhhh. Emank pada waktu itu tidak banyak bicara Cuma curiga, gelisah, pusing dan macem-macem dalam pikirannya. Mobil pun berangkat ntah kemana arah yang akan dituju, tapi kata tante mau pergi cuci mobi apa betul atau ngga. Di perjalanan kadang Emank tertidur dan kadang muntah-muntah kerena tidak tahan naik mobil juga, tapi kadang-kadang Emank menikmati perjalanan meilhat pemandangan di perjalanan.
Banyak keunikan dan keanehan yang Emank liat seperti Patung Mulut kuda yang pintar Adsan Emank terheran-heran waktu itu maklum masih kampungan sekali. Emank tidak tau waktu itu berapa jam perjalanan, tapi pastinya berjam-jam karena lama sekali di perjalanan yang arah mencuci mobilnya yang sangat jauh. Kadang-kadang dalam pikiran Emank timbul acak-acak kata-kata yang tak jelas karena mau mencuci mobil saja sangat jauh. Lama perjalanan mobil pun singgah di tengah keramaian(pasar kota Sinjai) yang waktu itu Emank tidak tau sama sekali apa namanya. Kami turun dari mobil itu dan menurunkan barang bawaan dari mobil. Emank tak banyak komentar Cuma ke galauan yang tak jelas arah mana yang sebenarnya kita mau tujuh karena barang-barang di turunkan di tambah mobil yang mau di cuci itu pergi. Aduh ada apa ini ???????. kata hati Emank. Tante pun berkeliling di tengah keramaian sambil mencari sesuatu yah mungkin tante mau belanja kali yah karena disana banyak juga penjual mungkin itumi di bilang pasar hehehe maklum Emank ngga tau waktu itu apa. Saat tante pulang dari keliling beliau membawa barang belanja menuju ke Emank. Takkala herannya lagi Emank ketika mau berangkat lagi yang tak tau arah dan tujuan Emank mau di bawa kemana sebenarnya apa lagi dengan mobil yang berbeda padahal mobil yang pertama mau dicuci. Aduh tambah pusing deh Emank waktu itu.
Dari pada pusing mendingan Emank diam melihat apa sebenarnya ini. Mobil yang di naiki selanjutnya itu berjalan menuju jalan raya meninggalkan keramaian, Emank tak tau mobil ini mau kemana yang jelas mobil tersebut tidak mengarah ke jalan yang semula kita lewati, tapi berlawanan seakan-akan melanjutkan perjalanan yang Emank tak tau. Apalah daya sudah seperti itu yang mesti terjadi. Emank terus diam di mobil ngga tau dia mau ngomong apa, tapi dia ngga peduli lagi mau cuci mobil kek atau apalah yang jelas berfikir positif aja karena mana mungkin Tantenya mau apa-apain Si Emank.
Perjalanan sudah cukup jauh banyak rumah-rumah, sawah dan gunung-gunung yang kita lewati akhirnya mobil tersebut singgah di suatu daerah yang Emank tak tau apa namanya. Tante, Rudi dan Emank pun turun dari mobil sambil mengangkat barang-barang kepunyaan dari mobil tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dan Emank terheran-heran melihat disekelilingnya kok banyak banget air ntah air apa itu maklum Emank kampungan banget. Tante ini apa ? Emank bertanya dan menunjuk ke arah yang banyak air. Itu empang nak. Kata tante. Lumayan jauh perjalanan Emank nie semua kejadian dari awal sudah dilupakan yang pada awalnya Cuma mau cuci mobil. Mereka melewati kayu yang terendam air(jembatan maksudnya), Emank ketakutan disitu maklum Emank baru lewati begituan…hehehe. Tante ini empangnya tante juga ? emank bertanya dan menunjuk kesungai yang dikirain empang juga pada waktu itu. Iye nak. Tante menjawab-jawab aja. Akhirnya Emank pun sampai bersama rombongan di sebuah rumah sederhana di pinggiran Empang. Emank pun melihat suaminya tante(om Pataning) disitulah emank merasa bahwa dia di ambil sama tantenya dan di bawa kerumah itu. Ternyata seperti itulah cara tante mengambil Emank.
Sahabat blogger sampai disini dlu yah episode kali ini masih panjang ceritanya, jika mau ikutin cerita-cerita lucu Emank tunggu aja di Episode selanjutnya. Maaf yah sobat blogger so kalimat n alur ceritanya terputar-putar dan kata-katanya tidak beraturan hanya seperti itulah yang bias Emank sajikan.