Showing posts with label ARMI Publik. Show all posts
Showing posts with label ARMI Publik. Show all posts

Cara Tercepat Mengerem Pemanasan Global Hingga 80%

Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, pada November 2006 PBB telah merilis
laporan mengejutkan yang berhasil membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari
emisi gas rumah kaca datang dari aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi,
dan hewan-hewan ternak lainnya. Di sisi lain, mobil, sepeda motor, truk-truk
besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya yang bisa Anda
sebutkan hanya menyumbang 13% emisi gas rumah kaca. Bayangkanlah kenyataan
ini: Ternyata penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan
planet kita saat ini bukanlah mobil, sepeda motor, ataupun truk dan bus
dengan polusinya yang menjengkelkan Anda. Tetapi emisi berbahaya itu datang
dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak berdaya, dan nampak lezat di meja
makan Anda. Yaitu daging!


Mungkin bagi Anda hal ini sangat
berlebihan. Tetapi ketahuilah bahwa laporan ini bukan dirilis oleh
sekelompok ilmuwan paranoid yang tidak kompeten, ataupun peneliti dari
tingkat universitas lokal. Laporan ini dirilis langsung oleh PBB melalui FAO
(Food and Agriculture Organization—Organisasi Pangan dan Pertanian).
Tentu agak sulit membayangkan bagaimana mungkin seekor anak ayam yang
terlahir dari telurnya yang begitu rapuh, yang terlihat begitu kecil
dibandingkan luasnya planet ini, bisa memberikan pengaruh yang begitu besar
pada perubahan iklim. Jawabannya adalah pada jumlah mereka mereka yang luar
biasa banyak.
Amerika Serikat saja menjagal tidak kurang dari 10 miliar hewan darat setiap
tahunnya (tidak termasuk ikan dan hewan laut lainnya).
Bayangkan berapa banyak jumlahnya bila digabungkan
dengan seluruh dunia.
Untuk membantu Anda membayangkan bagaimana sektor
peternakan bisa menghasilkan emisi yang begitu besar, simaklah beberapa poin
berikut ini:
1Pemeliharaan
hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan
pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, dll.
Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah dari mesin-mesin pendingin
untuk penyimpanan daging. Baik yang ada di peternakan maupun yang ada di
titik-titik perhentian (distributor, pengecer, rumah makan, pasar, dll)
sebelum daging tersebut tiba di rumah/piring makan Anda. Anda tentu tahu
bahwa mesin-mesin pendingin adalah peralatan elektronik yang sangat boros
listrik/energi.
2Transportasi
yang digunakan, baik untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan
elemen pendukung peternakan lainnya (obat-obatan dll) menghasilkan emisi
karbon yang signifikan.
3Peternakan
menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya, mulai dari pakan
ternak hingga obat-obatan dan hormon untuk mempercepat pertumbuhan. Mungkin
sepintas terlihat seperti pendukung pertumbuhan ekonomi. Tapi dapatkah Anda
membayangkan berapa banyak lagi emisi yang dihasilkan tiap industri
pendukung tersebut?
Perekonomian yang maju tidak ada lagi artinya kalau planet kita hancur!Masih banyak sektor-sektor
industri ramah lingkungan yang bisa dikembangkan di dunia ini. Jadi mengapa
harus mengembangkan sektor yang membahayakan kehidupan kita semua?
Sumber: Publikasi tanggal 27 Januari 2008



4Peternakan,
begitu banyak hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini masih diperparah lagi
dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam pakan ternak tersebut
(gandum, rumput, dll). Padahal akan jauh lebih efisien bila tanaman tersebut
diberikan langsung kepada manusia. Peternakan sapi saja telah menyedot
makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori
8,7 miliar orang!
Lebih dari jumlah populasi manusia di
dunia.
KELAPARAN DUNIA
TIDAK AKAN TERJADI JIKA SEMUA ORANG BERVEGETARIAN.
Sebuah penelitian menyebutkan
bahwa seorang vegetarian
menyelamatkan hingga setengah hektar pepohonan setiap tahunnya! Hutan hujan tropis mengalami
penggundulan besar-besaran untuk menyediakan lahan peternakan. Lima puluh
lima kaki persegi hutan tropis dihancurkan hanya untuk menghasilkan satu ons
burger! Perusakan hutan sama dengan memperparah efek pemanasan global karena
CO2 yang tersimpan dalam tanaman akan terlepaskan ke atmosfer bersamaan
dengan matinya tanaman tersebut.
5Hewan-hewan
ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan. Sapi secara
alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama proses mencerna
makanan (kita mengenalinya sebagai bersendawa—glegekan kata orang jawa).
Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca yang 23 kali lebih buruk dari CO2.
Dan miliaran hewan-hewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan
proses ini yang pada akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan.
Tidak kurang dari 100 milliar
ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya!
6Limbah
berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen Oksida) yang notabene
300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Pertanyaannya adalah: Memangnya
seberapa banyak kotoran ternak yang ada? Di Amerika Serikat saja, hewan
ternak menghasilkan tidak kurang dari 39,5 ton kotoran per detik! Bayangkan
berapa banyak jumlah tersebut di seluruh dunia! Jumlah yang luar biasa besar
itu membuat sebagian besar kotoran tidak dapat di proses lebih lanjut
menjadi pupuk atau hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh
pelaku industri peternakan modern adalah membuangnya ke sungai atau ke
tempat-tempat lain yang akhirnya meracuni tanah dan sumber-sumber air.
Kontribusi gas NO dari sektor peternakan sangatlah signifikan!
Metana dan Nitro Oksida yang berasal Dari sistem pencernaan dan kotoran hewan menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih hebat dari semua mobil,kereta api, dan pesawat digabungkan
 Lakukanlah sesuatu!
JADILAH VEGETARIAN!
Inilah hal yang TERBAIK
yang bisa Anda lakukan
bila Anda ingin menyumbangkan sesuatu bagi usaha dunia mengerem pemanasan
global, disamping dari segala penghematan listrik dan energi yang Anda
lakukan.
Penelitian Universitas Chicago telah menunjukkan bahwa
seorang vegetarian dapat
mengurangi emisi karbon hingga 1,5 ton setiap tahunnya!

Jumlah ini bahkan lebih banyak dari mengganti mobil Anda dengan Toyota Prius
yang hanya menghemat 1 ton emisi karbon setiap tahunnya. Beberapa media
massa luar negeri bahkan menyebut
“Vegetarian is the new Prius!”
Berubah menjadi vegetarian tidak membutuhkan biaya
apa-apa, bahkan menghemat anggaran belanja Anda. Bandingkan dengan membeli
mobil ramah lingkungan yang harganya sangat mahal dan hanya bisa dijangkau
oleh orang-orang berduit. Janganlah berpikir bahwa Anda sendirian tidak akan
dapat membuat perbedaan karena masih banyak orang di luar sana yang masih
melakukannya. Jadilah contoh bagi mereka. Informasi dan contoh nyata dari
satu orang dapat menginspirasi ratusan bahkan ribuan orang lainnya. Ini
bukanlah candaan ataupun pujian yang dibuat-buat:
Tetapi Andalah calon-calon penyelamat
dunia ini dengan pilihan dan tindakan Anda yang akan menginspirasi
orang-orang lainnya.
Seribu orang yang beralih ke pola makan vegetarian sama dengan pengurangan
1.500 ton emisi karbon per tahun. Bila 10% saja dari penduduk Indonesia
bervegetarian, kita telah mengurangi
sedikitnya 30 juta ton emisi karbon per tahun! Suatu angka penghematan
yang sangat fantastis!
Alasan bervegetarian saat ini bukan lagi hanya karena
Anda sok baik/peduli pada nasib hewan. Bukan hanya karena Anda sok suci/spiritual.
Bukan juga hanya karena Anda peduli pada kesehatan Anda, tetapi lebih dari
itu:
Anda ingin hidup lebih lama di planet
ini dan Anda ingin mewariskan masa depan yang layak bagi Anak cucu Anda
kelak!
Entah apa yang akan dipikirkan oleh
anak cucu kita ketika mereka tahu bahwa masa suram yang mereka jalani di
masa depan adalah buah dari ketidakpedulian orang tua mereka.
Berubahlah! apalah artinya mengganti sepotong empal dengan sepotong tahu,
bila hal ini berhubungan langsung dengan keselamatan Anda, dan juga masa
depan anak cucu Anda. Sesederhana itu untuk menyelamatkan dunia: Lepaskanlah daging dari
piring makan Anda!
Mulai sekarang,
ketika Anda merasa cuaca sangat panas, atau ketika Anda melihat berita
bencana alam yang mengerikan di TV atau di koran pagi ini, renungkanlah
kembali apa yang baru saja Anda makan tadi malam



Penyelesaian untuk Krisis Energi:

Bahan Bakar Alternatif
dan

Diet Vegetarian
Mengikuti
diet vegetarian bahkan lebih efektif dalam mengurangi emisi rumah kaca
daripada mengendarai sebuah kendaraan listrik hibrida, menurut sebuah
karya tulis yang diterbitkan pada tanggal 12 April 2006 di Earth
Interactions, sebuah jurnal dari Persatuan Geofisika Amerika. Profesor
Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago menyimpulkan
bahwa mengikuti diet vegan mengurangi emisi C02 sebanyak 1,5 ton tiap
tahun, dibanding 1 ton yang dihemat bila berpindah dari sebuah mobil
biasa (Toyota Camry) ke sebuah mobil hibrida (Toyota Prius).
[1]
Hal yang
sangat mengejutkan pada penelitian adalah biaya energi dari memakan ikan
hampir sama besarnya dengan makan daging merah. Ini karena biaya yang
sangat besar dari menjaring ikan di kapal. Di antara para ahli biologi,
ikan dan daging sering dianggap “protein murah” bagi hewan pemangsa.
Tetapi, hal sebaliknya berlaku bagi produksi makanan manusia. Untuk
manusia, efisiensi energi (energi keluaran dibagi dengan energi masukan)
dari protein udang, misalnya, adalah 0.5%, dibanding 510% untuk gandum.
Produk-produk hewani lainnya jatuh dalam kisaran 3%. Ini baru menyangkut
protein dan belum termasuk nutrisi lainnya; dan dalam hal ini
buah-buahan dan sayuran adalah sumber-sumber yang jauh lebih efisien.[2]
Para peneliti menegaskan bahwa studi mereka belum
memperhitungkan biaya energi jangka panjang yang sangat besar sehubungan
dengan pemakaian sumber-sumber daya alam seperti air dalam produksi
daging. Dr. Eshel menyimpulkan, “Kami katakan bahwa semakin Anda sanggup
menjalankan diet vegan dan semakin jauh dari makanan berdaging, maka
semakin baik bagi planet ini.

Kunci untuk Mengurangi
Pemanasan Global dan Penipisan Sumber Alam

S
aat
ini, masalah pemanasan global dan berkurangnya sumber alam seperti
bahan bakar fosil, air segar, dan humus adalah tantangan paling sulit
yang pernah dihadapi oleh manusia. Para ilmuwan telah menyimpulkan
bahwa mengurangi pengeluaran karbon dioksida (CO2) akan memperkecil
pemanasan global, sehingga pada tahun 1997, 181 pemerintahan
menandatangani Protokol Kyoto untuk mengurangi emisi bahan kimia
beserta lima “gas rumah hijau” lain. Walaupun tindakan ini merupakan
suatu langkah positif, dalam majalah ilmiah
Physics World (Dunia Fisika)
terbitan bulan Juli 2005, fisikawan Inggris, Alan Calverd, mengusulkan
suatu cara yang lebih sederhana untuk menghilangkan pemanasan
global—berhenti makan daging. Artikelnya “Suatu
Pendekatan Radikal terhadap Kyoto
” telah tersebar dengan cepat
melalui internet dan sedang menjadi pembicaraan hangat di kalangan
para ilmuwan.
Walaupun Calverd
bukan seorang vegetarian, ia mengakui pemborosan terbesar dari sumber
alam dan energi disebabkan oleh meningkatnya jumlah ternak hewan untuk
dimakan. Jadi, ia menghitung bermacam-macam pemakaian energi yang
menghasilkan CO2, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan manusia,
serta metabolisme ternak. Ia menemukan bahwa 21% konsumsi energi itu
untuk mempertahankan peternakan hewan. Sama dengan pembuangan bahan
bakar mobil, pernapasan ternak menghasilkan jumlah CO2 yang sangat
besar, dan hal ini merupakan salah satu penyebab pemanasan global.
Tetapi faktor ini tidak dimasukkan ke dalam kategori emisi buatan
manusia oleh para ilmuwan iklim dan politikus, karena mereka
menganggap bahwa hal itu bukanlah suatu fenomena buatan manusia yang
tidak dapat diubah.
Lebih lanjut, dari 21%
ini, Calverd tidak memasukkan emisi karbon dioksida, seperti produksi
pakan, penjagalan mekanis, pengeluaran isi perut, pengemasan,
transportasi, dan pendinginan.
Perhitungan yang lebih
lengkap mengenai jumlah energi untuk produksi daging telah dilakukan
oleh Dr. David Pimentel dari Universitas Cornell, seorang ahli agraria,
yang tidak terlibat dalam gerakan vegetarian. Ia terus meneliti jumlah
energi dari ‘pertumbuhan’ produksi daging selama sepuluh tahun dan telah
menulis 560 makalah ilmiah serta 23 buku mengenai persoalan tersebut.
Dr. Pimentel juga sering kali menduduki jabatan di kursi pemerintahan
yang mengawasi industri daging. Ia berulang kali memberitahu sesama
rekan ilmuwan daging lainnya, ”Saya tidak membuat suatu keputusan moral
apa pun. Saya hanya memberikan Anda data.”
Dalam makalahnya di tahun
2004 “Produksi Ternak dan Penggunaan Energi”, Pimentel memperkirakan
bahwa jumlah bensin di Amerika Serikat yang digunakan untuk menopang
pola makan daging, jumlahnya sangat mencengangkan, yaitu sebanyak 401
galon bensin setiap tahun, sedangkan untuk pola makan vegetarian
sebanyak 219 galon bensin. Jumlah ini meningkat secara dramatis dengan
semakin banyak daging yang dimakan seseorang. Pimentel juga
mengalkulasi: jika seluruh dunia mempunyai pola makan seperti
orang-orang di Amerika Serikat, cadangan minyak tanah Bumi akan habis
hanya dalam waktu tiga belas tahun. Yang paling luar biasa adalah
observasi berikut ini:
Bahkan mengendarai
mobil-mobil mewah yang menyedot banyak bensin dapat menghemat energi
daripada berjalan kaki. Jumlah kalori yang Anda bakar dengan berjalan
kaki berasal dari diet Standar Amerika! Ini karena energi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan makanan yang akan Anda bakar saat berjalan
kaki dalam jarak tertentu adalah lebih besar daripada energi yang
diperlukan untuk mengisi bensin di mobil Anda untuk jarak yang sama,
dengan asumsi bahwa mobil tersebut menempuh jarak 24 mil setiap galonnya
atau lebih dari itu.
Di samping itu, perhitungan yang sama pada saat
naik sepeda, dari situs web


http://www.bicycleuniverse.info/
mengungkapkan bahwa bersepeda pada
pemakan daging memerlukan konsumsi bahan bakar-fosil sama banyak dengan
mengendarai sebuah mobil. Emisi lain yang berkaitan dengan daging yang
sering terlupakan adalah metana, sebuah produk dari pencernaan makanan
anaerob yang dihasilkan ketika seekor sapi mengeluarkan napas. Sebuah
studi dari NASA (National Aeronautics and Space Administration) yang
diumumkan dalam majalah ilmiah Surat Penelitian Geofisika
(Geophysical Research Letters)
terbitan bulan Februari 2005
mengungkapkan bahwa karena pengaruh metana pada lapisan ozon di
atmosfer, metana menimbulkan pemanasan global dua kali lipat dari yang
sebelumnya diperkirakan (10%), dan pola makan daging bertanggung jawab
atas sepertiga dari emisi metana biologis.
Statistik lain yang
mengejutkan adalah bahwa sembilan miliar hewan ternak yang dipelihara di
Amerika Serikat mengonsumsi tujuh kali lipat padi daripada yang dimakan
oleh populasi manusia di negara tersebut. Persentase dari padi yang
diberikan kepada hewan ternak juga membubung tinggi di negara-negara
berkembang seperti Cina, Mesir dan Meksiko. Lebih jauh lagi, menurut
Institut Pengawasan Dunia (Worldwatch Institute), tiap pon daging yang
diberi makan dengan padi, telah mengakibatkan 35 pon humus terkikis.
Jadi untuk mempertahankan pola makan daging, kita memerlukan lebih dari
4.000 galon air setiap hari dibandingkan dengan 300 galon air yang
dibutuhkan oleh para vegetarian.
Menurut ahli ekologi
ternama Mathis Wackernagel, pola makan daging hewan adalah alasan utama
manusia menghabiskan kapasitas-bio jangka panjang planet ini dalam
kecepatan yang tidak dapat ditahan. Oleh karena itu, banyak ilmuwan
seperti Wackermagel dan Calverd secara ilmiah telah membuktikan bahwa
mengonsumsi daging dapat menguras sumber alam Bumi. Tetapi pokok
persoalan lain yang tidak dapat diukur dan perlu dipertimbangkan adalah
aspek kesejahteraan hewan serta pengaruh moral dari penyembelihan hewan
secara massal terhadap kesadaran manusia.

Sumber Url : PemanasanGlobal.net

Bukan Sekedar Domino

Sahabat blogger disini saya memposting tentang domino moga sahabat2 bisa memaknai domino itu bagaimana bukan sekedar begadang, tapi ada ilmu dari situ kita dapat. Maka dari itu saya mengambil ini dari kakanda senior saya.... selamat membaca yah sob....... 


Domino menjadikan manusia lebih menghargai kerjasama, dan menyadari makna dari kemenangan. Kemenangan tidak selalu bisa di raih seorang diri, tapi dengan memberikan sumber daya yang dimiliki untuk menyempurnakan sumber daya yang teman miliki. Menciptakan sebuah sinergi, skema efektif untuk menghabisi setiap musuh. Memang bukanlah hal yang mudah, karna pemain dituntut untuk memiliki intuisi yang dalam dan respon yang tepat, karna jika salah langkah atau salah tanggap, maka alamat petaka menghampiri. Sikap waspada dan jeli terhadap tipu muslihat musuh baik lisan maupun tulisan, dan terpenting kebijakan dalam mengambil keputusan sesuai dengan apa yang teman inginkan. Namun jika pemain menyadari potensi kartunya buruk, maka sangat disarankan untuk bermain lebih spartan dan mati terhormat. Domino menjadikan manusia lebih bijak, Karna pemain dipaksa untuk berkerjasama dan tidak mungkin untuk beraksi solo, domino tidak memberikan kemenangan bagi manusia egois. Dilihat dari sisi nasionalisme, paling tidak, inilah upaya menumbuhkan kebersamaan antara pejabat dan rakyat biasa tadi. Bukankah kebersamaan menjadi harga yang mahal dalam membangun bangsa ini. Kita masih ingat para penari cakalele yang secara terang-terangan menunjukkan ketidakinginannya lagi untuk bersama kita dalam bingkai Republik Indonesia. Mudah-mudahan kebersamaan ini tidak hanya berakhir di arena domino, tetapi dapat berlanjut di arena-arena yang lain. Mudah-mudahan pula tidak hanya bersama-sama bermain mengutak-atik kartu, tetapi bisa saling berbagi, bercerita, dan berkeluh kesah. Dan yang paling utama, bukan kebersamaan untuk tebar pesona. Permainan domino secara filosofis dapat memberikan konstribusi atas penguatan nasionalisme kita. Selain kebersamaan yang sudah diuraikan, nilai lainnya yang bisa kita dapatkan dari permainan ini yakni kedisiplinan, saling pengertian, sportivitas dan kejujuran, kerja sama, dan saling menghargai. Kedisiplinan... Bisa dibayangkan jika pemain domino tidak disiplin. ‘Menurunkan’ kartu padahal bukan gilirannya misalnya, tentu permainan menjadi kacau. Oleh karena itu, dalam pertandingan kesalahan demikian mendapatkan sanksi berupa poin untuk lawan. Dalam keseharian kita, kiranya disiplin menjadi prioritas. Berapa banyak karyawan, pegawai, pemakai kendaraan, atau siapa saja yang tidak disiplin. Pegawai datang terlambat, tetapi pulang lebih cepat. Ini tentu bukan wujud nasionalisme yang baik dalam bekerja. Saling pengertian. Permainan domio sangat membutuhkan saling pengertian. Pemain tidak boleh memetingkan diri sendiri. Dibutuhkan kebersamaan bahkan pengorbanan untuk kemenangan tim. Seorang rekan yang ulung dalam bermain domino bercerita bahwa dia tidak segan-segan mematikan kartu double yang dipegangnya demi kemenangan rekannya. Inilah wujud saling pengertian yang tidak mementingkan diri sendiri. Dalam bergaul, bekerja, dan konstribusi lainnya untuk bangsa, saling pengertian untuk sesama jelas sangat dibutuhkan. Kerja sama..... Kemenangan tim (pasangan) dalam permainan domino menjadi penentu kemenangan tim. Jika dalam permainan sepak bola dibutuhkan umpan terukur untuk menciptakan gol, maka dalam domino pun demikian. Umpan yang tepat dibutuhkan untuk meraih kemenangan. Kerja sama menjadi poin yang mutlak. Hal ini mengingatkan kembali saya dengan cerita rekan di warung bakso dua hari lalu. Dia mengeluhkan kondisi tempat kerjanya yang menurutnya sangat susah membangun dan menumbuhkan kerja sama. Yang terjadi kebanyakan, bekerja bersama-sama tanpa kerja sama. Dia mengisahkan seorang rekannya yang menurutnya gila kerja sehingga lupa membagi pekerjaan ke anggota yang lainnya. Kemerdekaan yang diraih bangsa ini tidak lepas dari kerja sama yang dilakukan oleh para pejuang kita. Jumlah yang kecil dengan peralatan sederhana menjadi kuat karena ikatan kerja sama. Jika dalam merebut kemerdekaan kita bekerja sama, di alam kemerdekaan seperti ini harusnya tetap terjaga. Sportivitas dan kejujuran..... Dua hal ini menjadi nilai yang terkandung dalam permainan domeng (bugis, red.). Jujur untuk tidak mengelabui lawan. Sportif untuk tidak menggunakan kode dan sandi demi kemenangan. Rela ‘membuang’ kartu meskipun berbuah kemenangan bagi lawan. Kemenangan permainan menjadi tujuan, tetapi sportivitas dan kejujuran menjadi nafas permainan. Mengelola bangsa ini juga hendaknya dilandasi dengan jiwa kejujuran. Korupsi, kolusi, dan nepotisme dan segala bentuk kejahatan lainnya menjadi duri dalam membangun bangsa akibat mahalnya nilai kejujuran bagi sejumlah orang. Saling menghargai.... Ambisi mengalahkan lawan siapa pun orangnya dalam permainan domino sah-sah saja. Tetapi semangat kemenangan itu tidak boleh menghilangkan penghargaan terhadap lawan. Dia adalah musuh kita yang harus dikalahkan, tetapi tetap harus diharga. Bukankah kehadirannya menjadi musuh begitu berarti kami kita. Mengapa? Kalau tidak ada lawan permainan tidak dapat berlangsung? Jelas posisinya penting kan! Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita melihat dan menempatkan orang lain menjadi ‘musuh’ yang sebenar-benarnnya. Padahal kehadiran ‘musuh’ kadang kala justru sangat dibutuhkan. Domino, sepakbola, catur, dan lainnya semua membutuhkan musuh. Saatnya mengakhiri pandangan sempit atas dasar ideologi tertentu dalam melakoni hidup. Konflik bernuansa SARA yang terjadi salah satunya lahir dari fanatisme sempit yang menghilangkan sikap saling menghargai....^_^
Sumber ini saya dapat dari kakanda saya Bara Mubarak