Akankah KMS PNUP Tinggal Sejarah

Sahabat-sahabat Blogger kali ini eman akan mengisahkan sebuah cerita yang begitu indah untuk di kenang. Cerita ini di inspirasi dari sebuah organisasi daerah yang berasal dari Sinjai. Organisasi Kedaerahan yang kebetulan berkarya di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar, sebut saja kampusnya adalah Politeknik Negeri Ujung Pandang. Dalam kisah ini akan eman beri Judul " Akankah KMS PNUP tinggal Sejarah " . Jika belum Paham Maka Pahamilah.

Jika kisah ini sudah dirilis berarti KMS sudah di Usia 15 Tahun tak seumur belia lagi, tapi sudah berumur Siap Berkarya.

Kisah ini akan di kisahkan berawal dari seorang anak yang akan menempuh Pendidikan di Suatu perguruan tinggi di Makassar. Dia adalah anak lulusan dari salah satu sekolah Menengah yang ada di kabupaten Sinjai. Anak ini mendapatkan beasiswa di Makassar bersama dengan beberapa temannya dari sekolah yang sama.
Setelah mengetahui bahwa di lulus mendapatkan beasiswa dia pun berangkat ke Makassar melakukan pendaftaran ulang dan Mengikuti Tes Buta Warna. Selesai menyelesaikan serangkaian prosedur pendaftaran dia berkeliling melihat situasi kampus. Dia mengdekati sebuah mading yang ada pamflet seminar untuk kalangan mahasiswa. Anak ini membaca semua isi pamlet tersebut akhirnya si anak ini tertarik untuk ikut, meski masih mahasiswa baru dengan identitas kartu mahasiswa sementara. Si Anak ini pun menghubungi Panitia penyelenggara dan membeli 1 tiket masuk.
Beberapa hari kemudian seminar itupun akan berlansung dan Si anak mengikuti rangkaian acara sampai selesai. Setelah acara selesai anak ini didekati oleh salah satu panitia penyelenggara. 
Mereka pun kenalan dan ngobrol. Isi obrolannya kurang lebih seperti ini.
Panitia : Siapa Namata ?
Si Anak : Man (disamarkan). Kita ?
Panitia : Budi ( Disamarkan ). Asal dari manaki ?
Si Anak : Iye dari Sinjaika
Panitia : Sama jaki itu pale. Iya tau sinjai Muto. Digai Monro di Sinjai ?
Si Anak : Iye di Sinjai Utaraka ye.
Panitia : Mahasiswa Baruki di.
Si anak : iye Mahasiswa baruka. 
Panitia : dimanaki pale tinggal di Makassar loh ?
Si Anak : iye di BTPka. 
Panitia : oohh sama jaki itu pale. Naik apaki kesini ?
Si Anak : di antarka ye.
Panitia : sama maki pale ntar pulang.
Si Anak : oh iye.

Pertemuan Anak Sinjai yang tidak di sangka-sangka. Setelah Si Anak di antar oleh panitia tersebut. Di perjalanan mereka masih sempat ngobrol mempertanyakan teman-teman si Anak itu dan meminta agar tetap di hubungi agar di kumpulkan dalam satu kost saja. Saat itu si Anak kebetulan ada keluarganya, jadi ngga ngekost. Meski seperti itu si anak tetap membantu teman-temannya cari kost. Setelah dapat beberapa saja tinggal satu kost, tapi mereka tetap saling komunikasi.
Setelah beberapa hari kemudian Si anak ini memperkenalkan teman-temannya dengan Si Panitia. Si Anak memberikan kontak teman-temannya kepada si panitia. Akhirnya mereka semua saling kenalan. Si Panitia juga memperkenalkan beberapa teman-temannya dari Sinjai.
Mereka pun sering ngumpul di kantin, di kost, di Iptek bahkan mereka sering lari-lari pagi bareng.

Diawal kisah ini sebenarnya banyak hal-hal yang perlu di kisahkan, tapi karena terlalu panjang maka dari cukup titik kisah utamanya. Mohon maaf juga karena penulisan kisah ini tak sesuai EYD. Pada kisah berikutnya biarkan penulis menyebut Senior dan junior

Setelah mereka sudah pada kenal satu sama yang lain si senior ( Teman-teman Panitia ) memberikan penjelasan bahwa semua anak-anak sinjai akan di kumpulkan dalam satu wadah yaitu Keluarga Mahasiswa Sinjai di sana mereka akan saling berbagi suka maupun duka.
Pada saat itu KMS belum mempunyai sekret, jadi mereka selalu ngumpul di kost juniornya yang kebetulan ada di belakang kampus.

Dari banyaknya kisah hampir tak mampu berkata-kata untuk ngisahkannya.

Menjalani hari-hari dengan kebersamaan yang selalu tercipta akhirnya mereka terhimpum dalam suatu bentuk kekeluargaan. Proses perkuliahan yang menjadi prioritas utama untuk mencapai tujuan di perguruan tinggi. Para senior semakin memberikan pemahaman kepada juniornya agar tetap profesional dalam berlembaga. Hari demi hari terus berlalu ada kesedihan, ada tangisan, ada kebahagian yang selalu tercipta saat kebersamaan itu ada. Dia antara semua junior memiliki kebiasaan, karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Kehidupan kampus sangatlah memberikan tuntutan yang sangat luar biasa dimana mereka harus perfikir mana yang mesti didahulukan atau di prioritasakan untuk diselesaikan.
Saat itu ada sekitaran 18 orang angkatan 2010 yang menjadi Mahasiswa yang lulus dari Sinjai. Mereka ada yang mendapatkan beasiswa dan ada juga yang tidak dapat, tapi mereka lulusan bebas tes. Dari mahasiswa Sinjai tersebut tidak semua terangkum dalam wadah KMS PNUP. Dari hasil pengaderan Pertama di KMS ada sekitar 12 orang. Dari 12 itu masih ada yang tidak bisa aktif menjadi bagian dari keluarga mahasiswa Sinjai.
Salah satu dari mereka diawal pengurusan tidak bisa aktif karena tuntutan pekerjaan sambil kuliah. Sangatlah jarang untuk kumpul-kumpul kembali dengan teman-temannya bahkan banyak moment yang terlewatkan.

Dari kisah diatas ada beberapa hal yang perlu di pahami bahwa Jika ada kebersamaan pasti ada perpisahaan.

Setelah cukup 1 Tahun bersama di kampus tercinta banyak dari mereka yang sudah jarang bertemu akibat tuntutan kuliah dan organisasi lain yang di geluti. Sampai suatu saat salah seorang dari mereka di beri tanggung jawab menjadi Ketua Panitia dalam Suatu acara Pengaderan 2011. Saat itulah pertama kali nama MAPPASEDI itu ada. Setelah kegiatan itu selesai tanggung jawab tetap harus di laksanakan.
Dua generasi baru yang akan bersama dalam suatu lingkarang kekeluargaan yang melakukan pembinaan. Generasi pertama 2010 tak lagi sama saat masih mahasiswa baru. Sudah banyak yang tak aktif lagi bahkan ada beberapa yang sakit hati dan tidak mau lagi aktif sama sekali. Beberapa kali di lakukan pendekatan, tapi memang seperti itulah adanya. Meski cuma beberapa saja yang aktif masih tetap semangat merangkul generasi ke2 2011. Generasi 2011 juga tak berjalan mulus ada yang awalnya selalu ada, tapi akhirnya menghilang juga sampai akhirnya tersisa beberapa orang saja.
Hari terus berlalu mereka terus menciptakan kekeluargaan yang harmonis. Mereka menyelenggarakan beberapa kegiatan yang tak biasa di lakukan. Tangis, curhat, kebahagian bercmpur aduk.
Berlanjut sampai generasi berikutnya masih terjadi hal-hal yang berulang yang tak bisa di elakkan lagi. Kecemburuan, ketidak pedulian, ke angkuhan dan kesombongan masih banyak terjadi di antara beberapa generasi.

Selaku penulis sangatlah terhanyut dalam kisah ini. Kisah yang begitu mendalam. Terkadang kita berfikir egois dalam menyikapi sesuatu sehingga dampak dari tindakan yang di perbuat tidak membuahkan hasil yang maksimal. Terkadang kita mau menuntut, tapi nda pernah di tuntut. Terkadang kita mau menuntun, tapi tak pernah di tuntun.

Rasa syukur yang perlu mereka ucapkan karena dengan adanya wadah ini banyak rasa yang telah tercipta, maka dari itu Generasi saat ini harus lebih tegar lagi dalam menghadapi segala dinamika yang ada.
Gejolak generasi saat ini yang tak tau bergejolak kemana. Akankah generasi saat ini membiarkan semua tinggal sejarah.
Melihat kenyataan yang ada membuat kita semua berfikir sejenak. Akankah semua ini kita biarkan begitu saja. Generasi 2015 tinggal beberapa orang dan generasi 2016 satupun tak ada.
Dimana kalian ? Kalian tak rindu kah dengan omelan kakak kalian ? Ada apa dengan kalian ? Kalian itu orang-orang hebat, tapi kenapa kalian begitu tegah ? Kembalilah karena itu rumah kita. Rumah dimana kita pernah menangis bareng, makan bareng, galang dana bareng, dan pokoknya pernah bareng-bareng. Kalian ngga rindu itu semua ? 


Dulu yang pernah ada jangan pernah pergi karena ada yang Rindu.
Dulu yang pernah ada apakah tinggal mengisahkan.
Rasa kecewa, rasa marah, rasa benci yang tetanam dalam dirimu jangan pernah kau genggam sendiri. Hempaskan agar mereka tau kalau rasa itu di ujung cinta.
Bersyukurlah yang pernah ada karena mereka pernah membuatmu tersenyum.
Dalam tangis mereka sering bertanya kemana yang pernah ada ?
Mereka mungkin sudah sukses.
Jangan tinggalkan aku di pertengahan jalan karena kutak sanggup berjalan diatas Noda yang kau tinggalkan.
Apapun rasa kecewamu jangan pernah tinggalkan rumahku karena kutau kita pernah bahagia disana.
Kemanapun rumah yang kamu singgahi tetaplah kembali kerumahmu karena di sana ada yang menantimu.
Rasa kecewa, rasa dendam dan rasa Bahagia pernah ada di beberapa generasi dalam kurung waktu 15 Tahun.
Zamanmu jangan membuat mereka menangis karena mereka pernah menangis membangun di zamannya.
Jangan menangis di belakangku karena ku tak tau apa yang kau tangisi dan ku tak tau cara menghapusnya, maka menangislah di depanku karena ku akan berusaha menjadi bagian dari tangisanmu

Jangan pernah Egois karena egois itu memisahkan kita.

#Alay

Temmaka Kessinna Kopada Idi Mappisabbi.

Maafkan Penulis alais eman jika kata-katanya tak dapat di Pahami, tapi Cobaki pahami dulu nach.


Happy Aniversery KMS PNUP Ke 15
Since 2003-2018